Jakarta – Hari ini minggu tanggal 10 Agustus 2025 Pramuka SMAN 25 Jakarta Gugus Depan 02-317-318 di undang oleh Lembaga Veteran RI melalui utusan dari Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta dan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Jakarta Pusat. Sebanyak 30 Pramuka penegak dari Ambalan Soekarno Fatmawati ikut serta dalam mensukseskan acara Kirab memperingati Hari Veteran Republik Indonesia
Kirab Harvetnas 2025 yang berlangsung pada saat Car Free Day (CFD) di Jakarta, dengan rute dari Patung Arjuna Wijaya (Kereta Kuda) hingga Bundaran HI. Beberapa tokoh pejuang veteran yang terlibat dalam Perjuangan yaitu Kemerdekaan RI, Operasi Trikora, Dwikora dan Operasi Seroja (Timor Timur).
Barisan kirab selain Pramuka SMAN 25 Jakarta (AMBAKARWA), ada Paskibra, Piveri (Persatuan Istri Veteran RI), Pemuda Panca Marga (PPM), Komenwa Indonesia (dipimpin Dr. Datep PS/Danko), Pramuka Kwarda DKI Jakarta (Ka Kwarda yaitu Dr. Isnawa Adie), IPSI/PPS Putra Betawi (Ketua Umum yakni Mayjen TNI (Purn) H. Nachrowi Ramli, SE), serta Komunitas Sepeda Onthel Jakarta.
Kirab diawali dengan Drumband, lalu barisan pembawa Bendera Merah Putih dan Bendera Karya Dharma. Di akhir acara, digelar teatrikal pertempuran empat hari di Solo, dipentaskan oleh tim dari Surabaya di pelataran trotoar Plaza Indonesia. Kirab ini menunjukkan begitu penting dan berharganya sebuah pembelajaran untuk menghargai jasa-jasa para veteran.
Kehadiran Pramuka SMAN 25 Jakarta dalam kirab Hari Veteran nasional merupakan utusan dari kwarda DKI Jakarta dan Kwarcab Jakarta Pusat. Secara tak langsung diminta oleh Kak Isnawa Adji melalui pelaksana Harian Kak Ratiyono serta ada peran dari Kak HM, Zarkasih. Keterlibatan yang penuh makna dalam rangka mengenang pengorbanan para pendiri bangsa dan para veteran yang terlibat dalam berbagai macam pertempuran di medan laga dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Pasukan Pramuka SMAN 25 Jakarta (AMBAKARWA) didampingi secara langsung oleh ketiga Pembina yang terlibat dalam proses latihan sehari-hari yaitu ada Kak Dea Siti Shodiqoh, Kak Didi Supriyadi dan Kak Indar Cahyanto serta ada restu dari Kak Triyem (Mabigus SMAN 25 Jakarta). Proses pembinaan pramuka penegak dalam pembinaan sistem among telah dilakukan dan ternyata berhasil membangun kepercayaan kepada adik-adik AMBAKARWA.
Proses pembinaan Pramuka dari oleh dan untuk penegak diterapkan dan telah diuji dalam dinamika pembinaan Pramuka penegak di SMAN 25 Jakarta. Kehadiran orang dewasa sebagai Pembina merupakan contoh dalam menerapkan disiplin dan tanggung jawab sesuai tri satya dan Dasa Darma Pramuka. Dan giat Kirab ini sangat pas bagi para penegak SMAN 25 Jakarta dalam penerapan Dasa Dharma Pramuka sekaligus merupakan rangkain dalam menyambut bulan bakti Pramuka.
Kirab dalam rangka hari veteran 2025 dalam pembinaan Pramuka Penegak SMAN 25 Jakarta merupakan bagian dari penerapan nilai-nilai Dasa Darma Pramuka yakni Patriot yang sopan dan kesatria dan Disiplin, berani, dan setia. Karena sejak pukul 06.00 mereka disiplin waktu untuk hadir tepat waktu dalam mensukseskan acara tersebut.
Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana Konsep Gerakan Pramuka mengajak seluruh komponen Bangsa Indonesia agar memberikan walau itu hanya setitik bakti untuk negeri ini, senantiasa teguh pada pendirian, dan menepati apa yang dikatakan. Itulah yang dilakukan oleh kami para Pembina Pramuka SMAN 25 Jakarta kepada adik-adik penegak SMAN 25 Jakarta.
BERBUDI “Berbudi” dalam bahasa Jawa beda dengan berbudi dalam bahasa Indonesia. ‘Ber’ di sini bukan sebuah ‘awalan’ melainkan kependekan dari ‘LUBER’ yang artinya adalah “meluap” “Budi” pengertiannya adalah “watak”. Tentu saja watak yang baik. Watak apa yang meluber atau meluap? Tentu saja watak suka memberi, yang dalam bahasa Jawa menurut Poerwadarminta disebut “seneng weweh”. Pemimpin harus “ber-budi”, luber budinya. Suka memberi kepada rakyatnya. Memberi KETELADANAN kepada rakyat. Keamanan, kesejahteraan, kemudahan, peluang usaha dan …. masih banyak lagi. Rakyat akan merasa ayem karena diayomi pemimpin yang “ber-budi” (mulai diri sendiri dan semua yang diberi tanggung-jawab mengendalikan sesuatu adalah pemimpin).
BAWA “Bawa” dalam bahasa Jawa berarti “ucapan”, atau awal nyanyian. Tembang Jawa sering diawali dengan “bawa”. Semacam intro yang disampaikan dalam sepotong kalimat bernada. Penekanan disini pada “ucapan” seorang pemimpin. Tentusaja ucapan seorang pemimpin tidak boleh “kakehan gludhug kurang udan”, banyak janji tanpa bukti. Ucapan pemimpin harus sama dengan perbuatannya. Harus “Sabda pandita ratu.”
“Berbudi bawa laksana” mengandung pengertian “suka memberi dan kesatuan antara ucapan dan tindakan”. Penjabarannya bisa panjang-lebar, luas dan mendalam. Saya hanya ingin mengingatkan satu hal. Yang sering diucapkan pemimpin kepada rakyat adalah “janji”. Dan yang dijanjikan pasti “mau memberi sesuatu”. Misalnya membangun Puskesmas, Membangun jembatan, mengaspal jalan dan lain-lain. Oleh sebab itu leluhur kita mengingatkan dalam tiga kata “Ber-budi Bawa Laksana”, Banyaklah memberi dan tepati janjimu.
LAKSANA “Laksana” adalah “jalan”. Diberi sisipan “um” maka “lumaksana” berarti “berjalan. Pengertian “jalan” disini adalah gerak langkah atau tindakan. Jadi “Laksana” menjelaskan “bawa”. Dengan demikian pengertian “Bawa laksana” adalah “kesatuan ucapan dan tindakan” Dalam etika Jawa dikenal satu ungkapan sabda pandhita ratu, “tan kena wola-wali,” yang dapat dimaknai bahwa seorang pemimpin haruslah konsekuen untuk mewujudkan apa yang telah diucapkan. Kristalisasi perlunya pemimpin yang memiliki sifat bawa laksana. Dalam filsafat Jawa, seorang raja adalah pemimpin yang memiliki sifat ‘bawa laksana’ dan sifat-sifat baik lainnya. Ini tercermin dari ungkapan yang sering diucapkan Ki Dalang dalam setiap lakon wayang, yang berbunyi: “dene utamaning nata, berbudi bawa laksana” (sifat utama bagi seorang raja adalah bermurah hati dan teguh memegang janji). Sifat ‘bawa laksana’ mempunyai nilai yang sangat tinggi, sehingga sifat tersebut perlu diprioritaskan diutamakan. Etika ‘bawa laksana’ ini mengandung nilai yang bersifat universal, mengandung nilai filsafat yang baik dan perlu dipegang teguh seluruh pemimpin.
Kebanggan tersendiri bagi kami Pramuka SMAN 25 Jakarta diminta secara khusus dalam menghadiri acara kirab hari veteran nasional tahun 2025. Hal ini dikemukakan oleh para Pembina pramuka sman 25 Jakarta yaitu kak Didi, Kak Dea dan Kak IC. Penunjukkan ini merupakan bukti bahwa kwartir gerakan Pramuka percaya kepada pangkalan SMAN 25 Jakarta Ambalan Soekarno Fatmawati kepercayaan yang harus dipertanggungjawabkan sebagai bakti kepada Ibu Pertiwi dan gerakan Pramuka.
Secara tak langsung kami pun dapat bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Bapak Pramono Anung yang memang sedang berolahraga pagi di kawasan car free day Kawasan Thamrin Sudirman DKI Jakarta. Bertemunya dengan bapak Gubernur kami dapat berfoto bersama di kawasan Sudirman Thamrin.
Pewarta: Kak Indar Cahyanto (Guru Sejarah dan Pembina Pramuka SMAN 25 Jakarta serta Sekretaris Umum APKS PGRI Provinsi DKI Jakarta)