Jakarta – Bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2025, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Cabang (Pusdiklatcab) Gerakan Pramuka Jakarta Pusat menggelar kegiatan uji petik terhadap Buku Pedoman NaraKarya dan NaraTama. Kegiatan ini dilangsungkan di SDN Menteng 03, Jakarta Pusat, dan diikuti oleh 18 peserta yang sebelumnya telah menyelesaikan Kursus Pelatih Dasar (KPD).
Kegiatan uji petik ini dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Bidang Binawasa Kwartir Cabang Jakarta Pusat, Kak Mustafid. Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan (Orgamen), Kak Asep Supriatna; Kapusdiklatcab Jakpus, Kak Trimo; serta para pelatih yang bertindak sebagai narasumber dan pendamping peserta.
Mengusung konsep perkuliahan semester pendek, kegiatan ini dirancang dalam bentuk program berjangka antara 6 hingga 12 bulan, dengan frekuensi pertemuan setiap dua minggu sekali. Peserta akan melalui 12 hingga 16 sesi tatap muka yang mencakup enam mata kuliah inti dengan total konversi 22 SKS, sebagaimana diatur dalam Jukran 047/2018. Selain penilaian berbasis 10 indikator kompetensi, peserta juga akan mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) sebagai syarat kelulusan dan pengukuhan sebagai Pelatih Pembina Pramuka tingkat Dasar.
Dalam sambutannya, Kak Asep Supriatna menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan respon nyata terhadap kebutuhan organisasi akan peningkatan kualitas pelatih dan perbaikan rasio antara pelatih dengan pembina yang ada di wilayah Kwartir Cabang Jakarta Pusat.
Senada dengan hal tersebut, Kak Trimo menegaskan bahwa pelaksanaan uji petik ini menjadi wujud nyata peran Pusdiklatcab sebagai quality controller dan quality assurance dalam pembinaan Gerakan Pramuka. Ia menekankan pentingnya penguatan sistem pendidikan pelatih melalui pendekatan yang adaptif dan berorientasi pada mutu.
Kegiatan ini pun tetap mengacu pada prinsip Learning by Doing dan pendekatan Experiential Learning yang telah diatur dalam Jukran 048/2017, dengan menggunakan metode DORA (Do, Observe, Reflect, and Apply), yang menjadikan proses pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna.
Kak Widhya, salah satu anggota tim penyusun buku pedoman, menyampaikan bahwa buku ini disusun dengan harapan dapat menjadi panduan resmi dan seragam dalam pelaksanaan NaraKarya dan NaraTama di seluruh Indonesia. “Kami berharap lulusan KPD dari Sabang sampai Merauke nantinya memiliki standar kemampuan yang sama dalam membuat media pelatihan yang tepat dan komprehensif,” ujar Kak Widhya. Dalam penyusunan buku ini, tim juga menggandeng konsultan pelatihan, Kak R. Moh Iqbal, sebagai pengarah akademik.
Salah satu peserta, Kak Edy, mengungkapkan bahwa konsep pelatihan yang dekat dengan keseharian para peserta yang mayoritas merupakan guru dan tenaga kependidikan (GTK) menjadi sumber motivasi tersendiri. “Program ini sangat relevan dan membumi. Kami menjadi lebih semangat karena pelatihan ini selaras dengan pekerjaan dan pengabdian kami di sekolah dan gugus depan,” ungkapnya.
Ke depan, tim pelatih berharap agar Buku Pedoman NaraKarya dan NaraTama ini segera dapat diterbitkan dan diadopsi secara nasional, mengingat belum adanya panduan serupa di tingkat Kwartir Daerah maupun Nasional. Uji petik ini menjadi langkah awal yang penting dalam mewujudkan standarisasi pelatih Gerakan Pramuka yang adaptif, berkualitas, dan profesional.
Pewarta: Kak Asep