Jakarta — Wakil Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka sekaligus Ketua Bidang Abdimas, Lingkungan Hidup, Humas, dan Informatika, Kak Yuniar Ludfi, menegaskan pentingnya validasi data anggota Pramuka Indonesia. Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Bulan Bakti Pramuka 2025 yang digelar Kwarda DKI Jakarta pada Jumat, 9 Agustus 2025.
Dalam penjelasannya, Kak Ludfi mengungkapkan bahwa Organisasi Kepramukaan Dunia atau World Organization of the Scout Movement (WOSM) mencatat jumlah anggota Gerakan Pramuka Indonesia sebanyak 25 juta orang. Angka ini menjadi acuan untuk penetapan iuran tahunan yang harus dibayarkan Indonesia kepada WOSM.
“Data WOSM saat ini mengacu pada jumlah 25 juta anggota, yang sumbernya diambil dari total jumlah siswa sekolah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara, hasil pendataan terbaru kita di lapangan melalui aplikasi Ayo Pramuka baru mencapai sekitar 10 juta anggota,” jelas Kak Ludfi.
Perbedaan data ini, menurutnya, perlu segera dikomunikasikan dan diselaraskan agar sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Ia juga memastikan bahwa semua kewajiban iuran WOSM telah dilunasi dan saat ini Indonesia tidak memiliki tunggakan.
Pernyataan ini dipertegas oleh Kak Prakoso Permono selaku Andalan Nasional Bidang Kerja Sama Luar Negeri. Menurutnya iuran gerakan pramuka yang tertunggak sejak dari beberapa kepengurusan sebelumnya sudah lunas melalui negosiasi kwarnas dengan sekjen wosm.
“Terus terang, anggaran dari pemerintah itu minim. Makanya pendataan harus valid. Kita harus saling mendukung sebagai sesama anggota Pramuka dan menyampaikan informasi yang sesuai,” tegas Kak Ludfi.
Kak Ludfi menambahkan, pendataan yang akurat akan mempermudah pengelolaan organisasi, memperkuat posisi Indonesia di kancah kepramukaan dunia, dan memastikan kontribusi yang diberikan benar-benar sebanding dengan jumlah anggota yang terdata.
Pewarta: Pusdatin Kwarda DKI Jakarta