Jakarta – Dedikasi dan pengabdian tanpa henti kembali mendapat apresiasi. Kak Satini, Andalan Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Jakarta Utara, menerima penghargaan Lencana Pancawarsa Utama dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, sesuai Surat Keputusan Nomor 137 Tahun 2025.
Penghargaan ini diberikan kepada anggota dewasa yang telah menunjukkan kesetiaan, ketekunan, dan kedisiplinan dalam berbakti di Gerakan Pramuka selama puluhan tahun.
Lencana Pancawarsa adalah tanda penghargaan yang diberikan kepada anggota dewasa Gerakan Pramuka sebagai bentuk apresiasi atas kesetiaan kepada organisasi dan keaktifannya dalam kegiatan orang dewasa Gerakan Pramuka selama lima tahun atau kelipatannya secara terus-menerus.
Bagi Kak Satini, penghargaan ini bukan hanya sekadar tanda jasa, melainkan pengakuan atas perjalanan panjang pengabdiannya yang tak pernah putus sejak puluhan tahun lalu.
Bersyukur Masih Bisa Mengabdi di Usia 80 Tahun
Usai menerima penghargaan, Kak Satini mengungkapkan rasa syukurnya. “Perasaan saya bisa dapat Penghargaan Pancawarsa Utama ini, saya bersyukur sekali kepada Allah SWT. Ternyata saya masih mampu mengabdikan diri saya melalui Gerakan Pramuka sampai umur 80 tahun ini,” ujarnya dengan penuh haru.
Meski sudah memasuki usia lanjut, semangat pengabdiannya tak pernah padam. Ia berpesan kepada seluruh anggota Gerakan Pramuka agar menjadikan pengabdian sebagai panggilan hati, bukan sekadar mencari keuntungan.
“Kalau kita benar-benar mau mengabdikan diri di Gerakan Pramuka, jangan memikirkan pendapatannya, jangan memikirkan untung dan ruginya. Tetapi kita harus enjoy, harus ikhlas selama kita masih mampu,” tegasnya.
Kebahagiaan Sejati Ada di Pramuka
Bagi Kak Satini, Pramuka bukan sekadar kegiatan, melainkan sumber kebahagiaan. “Terus terang saya merasa bahagia menjadi Pramuka, karena bisa bersosialisasi dengan siapa saja. Apalagi kalau bersama dengan peserta didik, saya sampai lupa kalau saya ini sudah nenek-nenek,” katanya sambil tersenyum.
Ia merasa terharu karena banyak kakak-kakak maupun mantan peserta didik yang masih mengenalinya, menyapanya lebih dulu, bahkan mendoakan kesehatan dirinya.
“Kadang-kadang saya malu sendiri, saya sudah lupa, tetapi mereka selalu menegur saya duluan. Itulah kebahagiaan sejati saya karena menjadi Pramuka,” tuturnya.
Janji Sejak 1978
Pengabdian panjang Kak Satini bukanlah hal yang tiba-tiba. Ia mengingat kembali momen di tahun 1978 saat mengikuti renungan di kaki Gunung Ciampea, Bogor.
“Waktu renungan di Ciampea dulu, jam 12 malam, saya mengisi dalam buku di bawah sinar lilin, saya berjanji akan selalu mengabdikan diri saya melalui Gerakan Pramuka selama saya masih mampu,” kenangnya.
Janji itu terbukti ditepati hingga kini, menjadikannya teladan bagi generasi muda maupun sesama anggota dewasa Gerakan Pramuka.
Penghargaan Pancawarsa Utama yang diterima Kak Satini menjadi bukti nyata pengabdian seumur hidup. Dedikasi yang tulus dan ikhlas menjadikannya sosok panutan.
Pewarta: Kak Fahmi