Bogor — Dalam upaya memperkuat kualitas pelatih dan pembina Pramuka, Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DKI Jakarta menyelenggarakan Kursus Pelatih Pembina Tingkat Lanjutan (KPL) pada tanggal 4–9 Juli 2025 bertempat di Hotel Puncak Raya, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti oleh 90 peserta dari lima wilayah kota dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam menjawab kebutuhan akan pelatih berkualitas yang mampu mendampingi dan membina generasi muda. Ketua Pelaksana KPL, Kak Yunus Burhan, menjelaskan bahwa kursus ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelatih dalam berbagai aspek. Mulai dari merancang dan mengelola pelatihan yang efektif, memahami dinamika kelompok, hingga menyelenggarakan pelatihan yang sistematis dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan Kwartir Nasional.
Ia menambahkan bahwa penyelenggaraan KPL juga menjawab kesenjangan rasio pelatih yang telah mengikuti KPD (Kursus Pembina Dasar) dengan KPL. Dari 3.234 lulusan KPD, baru 1.368 pembina yang melanjutkan ke KPL. Hal ini menunjukkan perlunya percepatan peningkatan kapasitas pelatih melalui program seperti KPL.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta, Kak Andri Yansyah. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran pelatih dalam rantai pembinaan kepramukaan. Menurutnya, pelatih adalah figur sentral yang tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga menjadi teladan dalam membentuk karakter generasi muda.
“Tanpa pelatih yang kompeten, pembina kehilangan arah. Dan tanpa pembina yang berkualitas, generasi muda kehilangan panutan,” tegasnya.
Kak Andri juga menggarisbawahi bahwa kegiatan KPL merupakan ruang penguatan kapasitas dan integritas, yang selaras dengan semangat yang diwariskan oleh Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Ia mengajak para peserta untuk meneladani nilai-nilai kepramukaan bukan hanya dari aspek teknik, tetapi juga moral dan sosial.
Dalam arahannya, Kadispora menyebut pelatih sebagai sosok yang harus mengenal “medan”, yaitu memahami konteks sosial, karakter peserta didik, serta dinamika organisasi. Menurutnya, pelatih yang mumpuni akan membawa arah gerakan kepramukaan ke tujuan yang jelas.
KPL tahun ini juga menjadi program unggulan Dispora DKI Jakarta, yang tidak hanya menjadi ajang pelatihan seremonial, tetapi juga berdampak pada peningkatan Indeks Pembangunan Kepemudaan (IPK), khususnya dalam domain pendidikan dan pelatihan non-formal. Dispora dan Kwarda DKI Jakarta berkomitmen menjadikan pelatihan ini sebagai bagian dari upaya sistemik dalam memperkuat kapasitas SDM kepramukaan.
Melalui KPL ini, para peserta dibekali dengan keterampilan pelatihan, manajemen kelompok, dan teknik fasilitasi. Harapannya, pembina yang tersebar di sekolah-sekolah dan gugus depan Jakarta tidak hanya menambah pengetahuan teknis, tetapi juga mampu mengasah kepekaan sosial dan kepemimpinan, membangun budaya pelatihan yang partisipatif, kolaboratif, dan responsif terhadap perkembangan zaman.
Di akhir sambutan, Kak Andri mengapresiasi seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan ini, dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Ia juga menegaskan bahwa pelatih kepramukaan harus menjadi motor penggerak kegiatan positif dan agen perubahan di lingkungan masing-masing.
“Menjadi pelatih bukan hanya tentang menguasai materi, tetapi juga soal menjadi panutan dan penginspirasi. Dari sinilah perubahan berawal,” pungkasnya.
Pemimpin Kursus dalam KPL kali ini yakni untuk kelas A oleh Kak Neny Rahmawati, M.Pd. dan Kelas B oleh kak M. Nurhamid, M.Si.
Dengan terlaksananya KPL ini, Kwarda DKI Jakarta berharap semakin banyak pelatih yang lahir dengan kualitas tinggi, siap membina generasi muda Jakarta yang berkarakter, aktif, dan berdaya saing tinggi.
Pewarta: Kak Oki
Foto: Kak Oki