Jakarta — Ada yang berbeda pada peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) tahun ini di Jakarta. 125 anggota Pramuka dari Saka Kalpataru DKI Jakarta turun ke jalan, bukan dalam bentuk aksi demonstrasi atau pawai, melainkan membawa semangat baru: Gerak Lebih Bersih. Sebuah kampanye kolaboratif yang digagas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendorong masyarakat beralih ke moda transportasi ramah lingkungan.
Digelar pada 21 Juni 2025, kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian HLH 2025, di mana publik diajak mencatat aktivitas mobilitas harian dan menghitung emisi yang dihasilkan. Kampanye ini sekaligus menjadi ajakan konkret untuk mengurangi polusi udara melalui kebiasaan baru seperti berjalan kaki, bersepeda, atau naik transportasi umum.
Dengan mengenakan seragam Pramuka, para anggota Saka Kalpataru dari lima wilayah kota di DKI Jakarta tampil mencolok namun bersahaja. Mereka tidak sekadar hadir, melainkan turut menjadi bagian dari edukasi publik akan pentingnya perubahan gaya hidup demi bumi yang lebih sehat.
“Saya belajar pentingnya menjaga lingkungan, dan perjalanan bersama menggunakan transportasi ramah lingkungan jadi pengalaman yang menyenangkan,” ujar Kak Nayla Shafira, anggota Saka Kalpataru dari Jakarta Timur. Ia mengaku kegiatan ini memberi kesan mendalam baginya. Kak Nayla juga berharap agar kegiatan serupa dapat digelar secara rutin dan menjangkau lebih banyak generasi muda.
Hal senada disampaikan Kak Ahmed Eban Fadhlan dari Saka Kalpataru Jakarta Selatan. “Acaranya seru banget, banyak hal baru yang kami pelajari. Semoga di tahun-tahun berikutnya kegiatan seperti ini terus diadakan agar semakin banyak orang yang sadar pentingnya mengurangi emisi,” ujarnya antusias.
Kehadiran Wakil Gubernur DKI Jakarta, Kak Rano Karno, dalam kegiatan ini menjadi bukti kuat komitmen pemerintah daerah dalam menurunkan emisi dan polusi. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa perubahan harus dimulai dari individu dan komunitas kecil yang peduli, seperti para anggota Pramuka Kalpataru ini.
“Kami ingin mendorong gerakan perubahan dari akar rumput. Kalau anak-anak muda seperti Pramuka saja sudah bisa memilih naik transportasi umum, masa kita tidak bisa?” tegas Kak Rano Karno, yang disambut tepuk tangan meriah para peserta.
Hari itu, bukan hanya angka emisi yang dihitung, tetapi juga harapan yang tumbuh. Bahwa di tengah hiruk-pikuk kota, masih ada generasi muda yang peduli pada bumi. Saka Kalpataru telah menunjukkan bahwa Pramuka bukan hanya soal baris-berbaris, tapi juga baris dalam barisan perubahan untuk Jakarta, dan untuk masa depan yang lebih bersih.
Sumber: Saka Kalpataru DKI Jakarta