Bogor — Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan (KPL) yang diselenggarakan oleh Kwartir Daerah (Kwarda) DKI Jakarta bukan hanya menjadi ruang peningkatan kapasitas, tetapi juga menjadi panggung pembentukan karakter dan semangat baru bagi para calon pelatih pembina pramuka.
Dua peserta KPL, yakni Kak Yulia dari Kwarcab Jakarta Timur dan Kak Muas Rangkuti dari Kwarcab Jakarta Utara, berbagi kesan dan pengalamannya selama mengikuti kegiatan ini. Keduanya menyoroti pentingnya ilmu, tantangan yang dihadapi, serta semangat yang dibawa untuk diterapkan di gugus depan masing-masing.
Kak Yulia: Ingin Menjadi Pelatih yang Berilmu dan Inovatif
Motivasi utama Kak Yulia dalam mengikuti KPL adalah keinginannya menjadi pelatih pembina Pramuka yang lebih berilmu, bersinergi, dan berinovasi. Bagi dirinya, proses menjadi pelatih bukan hanya soal teknik kepramukaan, tetapi juga menyangkut nilai pengembangan diri dan kontribusi untuk membina generasi muda.
Salah satu sesi yang paling berkesan baginya adalah materi membuat desain pelatihan. Menurutnya, sesi tersebut membuka wawasan baru dalam merancang kegiatan pelatihan yang menarik dan berdampak.
Ia juga menyebut Kak Laiyin Nento sebagai sosok pelatih yang paling menginspirasi, terutama karena cara penyampaiannya yang lugas dan menggugah.
Namun, KPL bukan tanpa tantangan. Kak Yulia mengaku cukup kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam waktu yang terbatas.
“Tantangannya membuat tugas yang harus selesai dengan hanya beberapa jam saja,” ujarnya.
Meski demikian, Kak Yulia merasa bangga dan bahagia bisa menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan KPL. “Saya sangat senang karena ternyata mampu menempuh pendidikan kepramukaan ini hingga selesai, walaupun banyak tantangan yang tidak bisa disebut satu per satu,” ungkapnya penuh syukur.
Ia pun membawa pulang hal baru berupa cara mengajar yang menginspirasi banyak orang, dan siap menerapkannya di gugus depan serta kwartirnya.
Kak Muas Rangkuti: Pelatih Harus Terus Berlatih dan Menginspirasi
Sementara itu, Kak Muas Rangkuti dari Kwarcab Jakarta Utara mengikuti KPL dengan semangat untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman di dunia Pramuka.
Baginya, sesi yang paling membekas adalah Problematika Kepelatihan yang disampaikan dengan cara yang menarik, membangun, dan sangat inspiratif.
Ia menyebut M. Nurhamid sebagai pelatih yang paling berkesan karena mampu menggugah semangat dan memberikan perspektif baru dalam dunia pelatihan.
Tantangan terberat bagi Kak Muas adalah keterbatasan waktu untuk menyelesaikan tugas secara sempurna. Namun, dari tantangan itulah muncul semangat untuk menjadi lebih baik.
“Hal barunya adalah pelatih harus sering berlatih. Saya akan melaksanakan pitaran pelatih di kwartir kami,” tegasnya.
Setelah menuntaskan seluruh rangkaian kegiatan, Kak Muas merasa lega, haru, dan bahagia. Ia menyadari bahwa KPL bukan sekadar kursus, tetapi merupakan jenjang tertinggi dalam pendidikan kepramukaan yang penuh makna.
“Semoga saya dan kita semua selalu diberikan kesehatan serta dalam lindungan Allah SWT dalam mewujudkan ‘Ikhlas Bakti Bina Bangsa, Berbudi Bawa Laksana’,” pungkasnya.
Pelatih Hebat, Pramuka Makin Kuat
Testimoni dua peserta tersebut menggambarkan betapa besar manfaat dan tantangan dari kegiatan KPL Kwarda DKI Jakarta. Bukan hanya mengasah kemampuan teknis, tetapi juga memperkuat jiwa kepemimpinan, rasa empati, serta semangat berbagi dan membina.
KPL bukan akhir dari proses, tetapi awal dari komitmen baru untuk menjadi pelatih pembina Pramuka yang mampu mencetak generasi muda yang berkarakter, tangguh, dan siap mengabdi bagi bangsa.
Pewarta: Kak Oki
Foto: Kak Oki