Jakarta — Bagi Muhammad Bintang Kusuma, menjadi Ketua Dewan Kerja Cabang (DKC) Jakarta Selatan bukan sekadar jabatan, tapi amanah panjang dari perjalanan panjang dan penuh makna di Gerakan Pramuka. Pria kelahiran Yogyakarta berusia 21 tahun ini mengawali kiprahnya sejak bangku sekolah dasar dan terus tumbuh dalam semangat kepramukaan hingga kini menjabat sebagai nahkoda Penegak dan Pandega di Jakarta Selatan.
Saat ini, Bintang tengah menempuh pendidikan di Universitas Indraprasta PGRI, namun semangat kepramukaannya tak pernah surut. “Alhamdulillah saya bisa merasakan kepramukaan dari SD di SDN Ulujami 05 Pagi, lanjut ke SMPN 31 Jakarta, lalu SMKN 29 Penerbangan Jakarta,” ujarnya. Dari Tanda Kecakapan Umum (TKU) Bantu, Terap, hingga Laksana, ia menyusuri jenjang pembinaan yang konsisten.
Dari Kerani Gugusdepan ke Puncak DKC
Momen yang paling membekas baginya adalah ketika menjadi Pramuka Penegak di SMK 29 Penerbangan Jakarta. Transisi ke tingkat ini menjadi titik baliknya mengenal struktur organisasi Pramuka lebih dalam, terutama saat mengikuti Musyawarah Ambalan dan terpilih sebagai Kerani. Dari sana, semangatnya semakin membara. Ia melangkah ke Musppanitera Ranting Kebayoran Baru, menjadi Tim Formatur, hingga bergabung dengan DKR Kebayoran Baru.
Lahir dari keluarga yang juga aktif di Gerakan Pramuka Yogyakarta, Bintang menyebut dukungan orang tua dan rekan-rekan Penegak Pandega sebagai alasan kuatnya maju sebagai Ketua DKC. “Teman-teman saya memberi dorongan luar biasa agar saya mewakili suara Penegak Pandega Jaksel di tingkat daerah,” tuturnya.
Dinamika Pemilihan & Amanah Baru
Perjalanan menuju kursi Ketua DKC tidak mudah. Dalam Musppanitera Cabang Jakarta Selatan 2025, ia mencalonkan diri bersama Kak Siti Sharah Ashfiyani sebagai wakil ketua. Persaingan ketat terjadi dengan pasangan Kak Novanto dan Kak Dian, namun akhirnya Bintang menang tipis dengan 6 suara berbanding 5.
“Bangga, terharu, dan langsung saya kabarkan ke ayah malam itu juga,” ungkapnya. Tapi di balik kebahagiaan itu, ia sadar bahwa kepercayaan yang diterimanya adalah beban tanggung jawab besar yang harus dijalankan dengan semangat dan komitmen penuh.
DKC Jakarta Selatan Tersistem: Misi Besar Kak Bintang
Ke depan, Bintang membawa visi besar: DKC Tersistem. Sebuah sistem yang berbasis pada koordinasi, kolaborasi, dan keberlanjutan program, baik internal maupun eksternal. Ia menyebutkan bahwa ada 35 rencana program yang akan dijalankan selama 5 tahun masa baktinya. Di antaranya LPK (Latihan Pengembangan Kepemimpinan), KPDK (Kursus Pengelola Dewan Kerja), LKP (Lomba Kreativitas Penegak), KANIRA (Pekan Seni dan Olahraga), Raimuna Cabang, Peran Saka, hingga Forum Bidang dan Forum Ketua Dewan Saka
Tak hanya itu, ia juga sedang menyusun Pedoman Pola Kehidupan Dewan Kerja Cabang Jakarta Selatan, agar seluruh DKR bisa punya acuan bersama yang mudah dipahami dan bisa diaplikasikan secara nyata.
Satu kebiasaan yang ingin ia terapkan adalah perubahan pola waktu rapat: “DKC harus jadi organisasi yang produktif di pagi hingga sore hari. Kita hindari kegiatan hingga malam.”
Harapan untuk Pramuka Jakarta Selatan
Bintang memiliki harapan sederhana namun kuat: agar Penegak dan Pandega di Jakarta Selatan menjadi generasi dengan semangat tinggi, literasi tinggi, dan siap memodernisasi Gerakan Pramuka. Ia ingin menjadikan DKC bukan hanya struktur, tapi ekosistem penggerak muda yang adaptif dan inovatif.
“Ayo semua pemuda yang akan jadi pemimpin masa depan, jangan ragu bergabung dengan Gerakan Pramuka. Bukan hanya tidak rugi tapi kalian akan kaya akan ilmu dan pengalaman untuk masa depan!” serunya penuh semangat.
Dalam sosok Muhammad Bintang Kusuma, kita melihat representasi pemimpin muda yang tumbuh dari bawah, kaya pengalaman, dan siap membawa Gerakan Pramuka Jakarta Selatan melangkah lebih jauh ke era yang lebih relevan, terstruktur, dan membanggakan.
Pewarta : Pusdatin Kwarda DKI Jakarta